INTISARIrnPersepsi masyarakat memiliki kontribusi dalam proses manajemen bencana banjir.rnTujuan dari penelitian ini adalah penilaian ketahanan masyarakat local terhadap bencanarnbanjir dan menghasilkan peta bahaya menurut persepsi masyarakat. Data yang dikumpulkanrndidasarkan pada pendekatan partisipatif. Metode pengambilan sampel yang digunakanrndalam penelitian ini adalah sampel purposif dan sampel strata. Data banjir dan data dayarnpulih yang diperoleh melalui wawancara terhadap 60 responden berdasarkan kusionerrnpenelitian. Hasil wawancara dari responden dan FGD menunjukkan data banjir padarnfrekuensi banjir, luas banjir dan kedalaman banjir ialah sama. Frekuensi banjir terjadi sejakrntahun 1939, 1959, 1975, 1979, 1999 sampai 2012. Setiap kali banjir melanda tiga desa danrnsemua tempat terendam banjir. Sedangkan, rata-rata durasi genangan di area studi yaiturnDesa Lasaen, Umatoos dan Fafoe di mulai dari 24 jam (1hari) minimal nya dan sampai tigarnminggu atau sampai dengan 1 bulan merata maksimalnya. Kedalaman air di tiga Desarnbervariasi antara 60 cm sampai 300 cm. sehingga, memiliki dampak langsung padarnkebutuhan sehari-hari, dengan kerugian mencapai lebih dari 1.000.000,00,- Rupiah lebihrnbanyak dari 200.000,00,- Rupiah. Peringkat nilai daya pulih di tiga Desa (Lasaen, Umatoosrndan Fafoe) sama. Nilai terendah adalah 0,25 pada modal ekonomi. Sedangkan, nilairnmenegah adalah 0,125 pada modal fisik. Selanjutnya, modal manusia dan modal budayarnmemiliki nilai tertinggi adalah 0,625.rnKata Kunci: Daya Pulih, Persepsi Masyarakat, Bencana, Banjir dan Pemetaan Partisipatifrnmenggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).rnABSTRACT