No image available for this title

Text

Ansambel musik Feko-genda dalam upacara pernikahan di Kelurahan Onekore Kecamatan Ende Tengah Kabupaten Ende



ABSTRAKrnANSAMBEL MUSIK FEKO-GENDArnDALAM UPACARA PERNIKAHAN DI KELURAHAN ONEKORErnKECAMATAN ENDE TENGAH, KABUPATEN ENDErnOleh Maria Angelina BakarnProdi Pendidikan SENDRATASIK – Jur. Pendidikan Bahasa dan SenirnFakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanrnUniversitas Katolik Widya MandirarnKesenian tradisional memiliki fungsi dan nilai yang mulia di dalam konteksrnkebudayaan suatu kelompok masyarakat. Dengan demikian, menjadi kewajiban kita untukrnterus melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai yang dimaksud demi perkembanganrnkebudayaan secara menyeluruh.rnFeko-Genda, suatu ansambel musik tiup (feko = suling) dan tabuh (genda = gendang),rnmemainkan peran yang khas di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kelurahan Onekore,rnKecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende. Namun demikian, keberadaan salah saturnkhasanah kesenian rakyat ini semakin terancam karena minat kaum muda semakin lunturrnterhadapnya. Dalam ancaman budaya pop yang semakin mendunia, Feko-Genda sebagairnsalah satu kesenian rakyat tradisional perlu mendapat perhatian untuk dilestarikan danrndikembangkan.rnDalam kerangka berpikir demikian, penulis mengadakan penelitian lapangan atas Feko-rnGenda untuk mendalami dan memahami fungsi dan keberadaannya di dalam kehidupanrnmasyarakat Onekore, serta menggali keunggulan yang dimiliki Feko-Genda sebagairnansambel musik rakyat yang masih terus bertahan hidup sampai sekarang.rnPenelitian ini memakai pendekatan deskriptif-kualitatif dengan metode etnografi.rnKeberadaan dan aktivitas Feko-Genda oleh masyarakat Onekore penulis amati secararnlangsung ketika ansambel musik rakyat ini dipentaskan dalam rangkaian acara pernikahan.rnDari observasi, wawancara, diskusi-mendalam, dan dokumentasi yang penulis lakukan,rndiperoleh sejumlah data berupa catatan lapangan dan dokumen audio-visual yang kemudianrndianalisis secara komprehensif untuk memahami peran Feko-Genda dalam kehidupanrnmasyarakat Onekore dan menemukan keunggulan-keunggulan untuk terus dipelihara danrndikembangkan bersama generasi muda.rnDari analisis yang dilakukan, diperoleh temuan bahwa 1) Feko-Genda merupakanrnansambel musik rakyat tradisional yang telah berkembang sejak lama di kalangan masyarakatrnOnekore; 2) Alat musik yang dipakai, baik suling maupun gendang, merupakan buatanrntangan masyarakat Onekore sendiri; 3) Feko-Genda tidak mengemban fungsi ritualrnmelainkan lebih pada fungsi sosial sebagai hiburan dan pembangkit suka-cita yangrndisyaratkan dalam upacara pernikahan adat warga asli Onekore hingga sekarang; 4) Bentukrnmusikalnya tergolong sederhana dan monoton dengan ciri ritmis yang dominan sebagairnpengiring penari yang berbagi selendang di antara tetamu; 5) Pemain utama musik ini terdirirndari orang tua yang sudah berumur, sedangkan anak muda yang terampil bermain hanyalahrnsatu orang; 6) Tidak ada upaya pewarisan yang teratur dan terencana karena pemain mudarnyang ada belajar bermain secara swa-didik dengan cara meniru dan mencoba sendiri hinggarnmampu bermain secara mahir.rnKenyataan ini mendorong pemikiran bahwa keterampilan musik Feko-Genda ini perlurnditularkan secara sengaja kepada anak muda Onekore dan dijadikan bahan pembelajaranrnmuatan lokal di sekolah-sekolah.rnKata-kata kunci: Feko-Genda, ansambel musik rakyat, fungsi hiburan, pewarisan alamiah


Ketersediaan

15/13/KIPUnika Widya MAndiraTersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
Mus Bak a
Penerbit FKIP UNWIRA : Kupang.,
Deskripsi Fisik
xii, 57 p.: bibl.; 29 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
MUS
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this